Latar belakang (30 Maret 2024 – hari Film Nasional): @najmakaii
Hari Film Nasional ditetapkan oleh Presiden Soeharto lewat keputusan Presiden RI Nomor 25 tahun 1999. Hari Film Nasional ini dicanangkan untuk mendorong lahirnya film-film dengan nilai pendidikan dan budaya yang beragam. Film sebagai media baru juga diharapkan mampu memperkokoh nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Usmar Ismail yang lahir di Bukittinggi, 20 Maret 1921 mendirikan Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI). Selain menjadi pelopor film, Usmar juga berperan dalam lahirnya teater modern di Indonesia melalui dibentuknya kelompok sandiwara Maya pada tahun 1943.
Jejak sinema Indonesia dimulai sejak masa kolonialisme yang ditandai dengan berdirinya bioskop pertama di jalan Kebon Jahe, Tanah Abang. Perfilman Indonesia memiliki sejarah panjang dan kaya. Hal ini ditandai dengan kehadiran bioskop pertama di Indonesia pada tanggal 5 Desember 1900.
Lebih dari dua dekade setelahnya pada tahun 1926 film lokal pertama yang bertajuk Loetoeng Kasaroeng dirilis. Pada tahun 1928 pekerja film dari Shanghai datang ke Indonesia untuk menggarap film Lily Van Shanghai. Tidak berhenti disitu, pada tahun 1940-an, perfilman Indonesia dijadikan propaganda politik Jepang selama kurang lebih 7 tahun lamanya.
Pada masa ini film Indonesia tidak memiliki Izin produksi karena hanya film politik Jepang dan film Indonesia lama yang diperbolehkan tayang. Titik terang kebangkitan film Nasional akhirnya terlihat. Sutradara Indonesia Usmar Ismail berhasil memproduksi sebuah film berjudul Darah dan Doa atau Long Mrch of Siliwangi melalui perusahaan film miliknya sendiri, Perfini.
Pada era keemasan tahun 1970-1980-an, karya film secara produktif banyak dihasilkan, dan beberapa diantaranya dianggap sebagai karya masterpiece. Beberapa sutradra kawakan yang muncul pada era ini diantaranya, seperti Wim Umboh, Sjumandjaja, serta Teguh Karya. Selanjutnya era kebangkitan sinema tahun 2000-an, memunculkan film-flm roman remaja dan horor dengan formula baru, yang dianggap sebagai sebuah angin segar bagi industri kala itu.
Perkembangan film Nasional, bisa ditinjau dari genre-genre populer yang didominasi oleh horor, komedi, roman, juga genre religi. Keempat genre ini menjadi yang paling sering diproduksi dan diminati oleh penonton beserta genre lainnya seperti biografi, aksi, dan drama.